Biaya Pembuatan Lapangan Badminton dan Sejarah Bulu Tangkis Indonesia

Biaya pembuatan lapangan badminton secara tidak langsung berhubungan dengan sejarah bulu tangkis di Indonesia.

Mengapa? Dengan makin banyaknya anggota Badminton World Federation (WBF),yang kini berjumlah 196 negara, persaingan semakin ketat.

Saat ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara terkuat di olahraga bulu tangkis. Untuk meraih medali emas olimpiade,, badminton masih menjadi andalan. Sejak Susi Susanti dan Alan Budi Kusumah meraih medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1992, tradisi emas masih terus berlangsung.

Namun, bukan tidak mungkin kejayaan akan hilang jika masyarakat dan pemerintah Indonesia lemah. Lihat saja, di Olimpiade Tokyo, negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Hongkong, dan RRC mengepung persaingan. Belum lagi negara India yang merupakan tempat asal perkembangan badminton yang mulai membenahi diri.

Pembinaan harus makin intens. Semua pihak yang terkait sebaiknya menyadari pentingnya hal tersebut.

Selain itu, fasilitas permainan badminton, seperti lapangan harus juga menjadi perhatian.

Penyediaan lapangan dengan standar internasional sebagai tempat berlatih kewajiban semua pihak, baik dalam bentuk tanggung jawab pemerintah atau bagian dari bisnis.

Oleh karena itu, biaya pembuatan lapangan badminton merupakan pertimbangan pokok. Pihak terkait dapat membangun arena olahraga dengan budget yang tersedia.

Sejarah Perkembangan Badminton Indonesia

Sebelum bicara lebih jauh tentang biaya pembuatan lapangan badminton, ketahu terlebih dahulu sejarah bulu tangkis di Indonesia dari masa ke masa. Hal ini kelak akan membantu dan memotivasi pemain dan investor untuk terus meningkatkan prestasi.

Seperti sudah banyak yang mengetahui, masyarakat India pertama kali memperkenalkan permainan tepuk bulu. Mereka menyebutnya sebagai poona.

Kala itu, masyarakat menggunakan tangan sebagai alat pukul atau kayu sederhana semacam triplek.

Orang Inggris yang menjajah negara Gandhi merasa tertarik. Mereka akhirnya mengadopsi permainan tepuk bulu ke negaranya.

Di Kota London, permainan bulu tangkis (sebutan Indonesia) terus berkembang hingga ada satu keluarga yang terkenal sangat menggemarinya. Masyarakat mengenal rumah keluarga tersebut sebagai ‘Badminton House’. Dari sana kata badminton mendunia dan menjadi istilah bahasa Inggris dari bulu tangkis.

Selanjutnya, di Kota London orang Eropa membentuk Internstional Badminton Federation (IBF) pada tahun 1939 dengan 9 anggota yang seluruhnya bangsa Eropa.

IBF sempat eksis beberapa lama dan menyelenggarakan banyak pertandingan internasional. Yang terkenal adalah Thomas Cup, kejuaraan bulu tangkis beregu putra yang namanya mengikuti Ketua IBF pertama.

Dengan alasan kericuhan sosial dan politik, Badminton World Federation (BWF) berdiri sebagai tandingan IBF. Anggotanya pada tahunm 1979 ada 22 negara yang sebagian besar terdiri dari Asia dan Afrika.

Namun, kedua organiasai berhasil melakukan konsolidasi dan menyatu pada tahun 1981. Lewat Pertemuan Luar Biasa di Madrid, Barcelona, nama BWF resmi menggantikan IBF pada tahun 1996.

Bersatunya kedua organisasi di bawah nama BWF membuat bulu tangkis makin terkenal. Tidak kurang dari 196 negara dan federasi yang ada menjadi anggota.

Indonesia sendiri mengenal bulu tangkis, jauh sebelum IBF dan BWF berdiri.

Beberapa orang menyebutkan, olahraga kelompok permainan bola kecil ini pertama kali dijumpai di Sumatera. Sementara lainnya mengatakan Jakarta atau Batavia yang pada awal abad 19 sudah menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda.

Teori yang menyebut masyarakat Sumatera yang pertama kali mempelajari bulu tangkis karena kedekatan wilayahnya dengan Malaysia dan Singapura.

Berbeda dengan Indonesia yang mengalami penjajahan Belanda, negara tetangga dekat tersebut dikuasai Inggris. Penguasa membawa badminton dari negara India.

Teori kedua yang mengatakan masyarakat Jakarta terlebih dahulu mengenal olahraga bulu tangkis juga mempunyai bukti kuat.

Mereka mendasarinya pada kekuasaan Raffles yang menggantikan Belanda selama beberapa tahun mewakili pemerintah Inggris.

Apalagi catatan sejarah menuliskan, pada awal abad 20 sudah ada 2 perkumpulan bulu tangkis di Batavia: Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League.

Kejuaraan bulu tangkis pun rutin terlaksana, meski pemainnya banyak orang Belanda. Lebih tepatnya lagi pada tahun 1934 dan sebagian besari di Kota Bandung, Jawa Barat.

Saat pemerintah Jepang menduduki Indonesia, kampanye anti Barat terutama Belanda digaungkan. Pemerintah Jepang meminta penggantian nama badminton ke kata yang lebih Indonesia atau Asia.

Akhirnya salah satu pengurus perkumpulan, Tri Tjandokusumo,  pada tahun 1942 mengusulkan nama’ bulu tangkis’. Ini mengacu kepada olahraga yang menepuk bola kecil yang ditempeli bulu ayam. Nama yang menggema sampai sekarang dan makin terkenal.

Selanjutnya Indonesia merdeka pada tahun 1045. Pemerintahan yang baru terus membenahi diri termasuk bulu tangkis.

Biaya Pembuatan Lapangan Badminton

Kongres buku tangka pada tanggal 5 Mei 1951 berhasil membentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Sebuah lembaga resmi yang menjadi induk olahraga badminton di Indonesia.

Tujuan berdirinya PBSI, antara lain mendiskusikan aturan yang berlaku adan tujuan permainan bulu tangkis.

PBSI berhasil membawa kejayaan pada bulu tangkis Indonesia.

Pada tahun 1982, untuk pertama kalinya PBSi menyelenggarakan kejuaraan internasional, Indoensia Open. Penyelenggaraannya rutin setiap tahun hingga kini.

Prestasi atletnya sudah tidak ada yang meragukan lagi. Nama-nama besar seperti yang sudah ada pada paragraph awal pembuka, lahir dari PBSI yang membangun area olahraga yang representatif.

Biaya Pembuatan Lapangan Badminton dari Kontraktor Terpercaya

Pembinaan tentu tidak bisa melepaskan diri dari fasilitas yang berstandar internasional.

Dengan prestasi dan kemudahan dalam permainan, membuat masyarakat mencintai bulu tangkis.

Berbagai pihak terkait berusaha mengembangkan dan mencari bibit baru. Mereka mungkin saja ada di sekolah-sekolah yang sudah sejak lama mengenalkan badminton sebagai salah satu pelajaran.

Peluang usaha terbuka lebar. Mereka yang ingin berprestasi dengan berlatih mandiri memerlukan lapangan badminton. Investor bekerja sama membuat lapangan dan area disewakan dengan harga terjangkau.

Biaya pembuatan lapangan menjadi pertimbangan dasar. Beberapa hal yang mempengaruhi biaya, seperti karpet badminton, jenis lapangan indoor atau outdoor, dan kebutuhan pelengkap terus menjadi perhatian.

Kemudian, Anda harus menyerahkan pekerjaan kepada kontraktor terpercaya. Meski pembangunan kontruksi secara mandiri mungkin saja, kontraktor sebaiknya menjadi pilihan utama.

Tindakan tersebut memberi keuntungan, antara lain:

  • Lapangan berkualitas dan berstandar nasional dan internasional.
  • Desain bagus dengan Rencana Anggaran Belanja tepat
  • Pengerjaan lancar dan tepat waktu
  • Garansi produk sesuai kesepakatan dengan syarat dan ketentuan berlaku
  • Perawatan lebih mudah dan murah karena kualitas lapangan sudah bagus
  • Khusus untuk investor, modal akan lebih cepat kembali karena pengunjung merasakan keamanan dan kenyamanan.

Di mana Anda menemukan jasa kontraktor terpercaya dengan biaya pembuatan terbaik? Untuk Anda, sebaiknya mengecek website jasakontraktorlapangan.id.

Tulisan ini bukan sekadar iklan dan review yang menguntungkan perusahaan. Namun, Anda dapat melihat isi website yang memang mempunyai banyak testimoni dan portofolio positif. Kami bukan hanya sekedar janji lapangan berkualitas, tetapi bukti nyata.

Tidak perlu menunggu lebih lama, cek pula produk yang tersedia di galeri sebagai gambara.

Setelah itu, hubungi nomor kontak yang tersedia di website jasakontraktorlapangan.id. Konsultasi perusahaan berikan secara gratis. Desain dan RAB juga free saat Amda sudah menyetujui isinya. Yuk, buang semua keraguan! Biaya pembuatan lapangan badminton sangat terjangkau. Anda dapat mengetahuinya dari kerabat atau kenalan yang pernah mendirikan area serupa.